
Mengatasi Rasa Putus Asa Dalam Pencarian Pekerjaan – Saat saya menulis artikel pertama saya, saya merasa sangat antusias dan penuh semangat. Saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk meneliti materi dan menulis, mengabaikan waktu istirahat dan waktu untuk diri sendiri.
Namun suatu hari saya merasa sangat lelah dan tidak lagi menemukan semangat untuk menulis. Saya pikir itu hanya kemalasan atau kehilangan inspirasi, tapi ternyata saya kehabisan tenaga. Aku merasa terkuras tenaga dan semangat, dan aku tidak bisa melanjutkan apa yang akan kutulis.
Mengatasi Rasa Putus Asa Dalam Pencarian Pekerjaan
Saat itulah saya menyadari bahwa bekerja kreatif juga membutuhkan downtime dan manajemen waktu yang tepat. Bahwa menjaga diri sangat penting untuk bisa kembali menemukan semangat dan mengatasi burnout dengan baik.
Menghadapi Burnout, Membangun Resiliensi: Pelatihan Dan Konsultasi Bagi Transpuan
”Merupakan hal yang wajar jika kita mengalami hari-hari buruk sesekali, meskipun kita sedang bekerja di pekerjaan impian kita.”
Menurut artikel dari situs Headspace bertajuk Cara mengatasi burnout, burnout lebih membosankan dibandingkan hari Jumat menjelang akhir pekan. Pada tahun 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengklasifikasikan kelelahan sebagai “fenomena pekerjaan” dan secara khusus mengaitkannya dengan “stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola”.
Burnout bisa berasal dari jam kerja yang melelahkan dalam jangka waktu yang lama, namun bisa juga timbul dari lingkungan kerja yang monoton dimana kita tidak merasa didukung atau dihargai. Gejala kelelahan dapat bermanifestasi sebagai:
Karena gejala kelelahan dan gejala depresi sering kali tumpang tindih, maka cenderung terdapat kebingungan di antara keduanya. Dalam artikel yang membandingkan burnout dan depresi, psikolog Stacie Fishel-Rowan yang dikutip dari artikel Headspace menyatakan bahwa depresi ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat dalam kehidupan sehari-hari, dan keputusasaan. Perasaan ini dapat meresap ke semua bidang kehidupan, termasuk pekerjaan dan keluarga.
Bangkit, Menuntaskan Putus Asa
Sebaliknya, kelelahan cenderung berhubungan langsung dengan karier dan pekerjaan kita. Gejalanya mungkin terasa seperti depresi, namun ada satu perbedaan utama: gejala kelelahan mungkin mereda pada akhir pekan atau hari libur.
Meski burnout berhubungan dengan pekerjaan, bukan berarti seseorang harus bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore untuk mengalaminya. Burnout juga dapat terjadi pada aspek kehidupan lain yang secara inheren melibatkan unsur pekerjaan atau kerja emosional seperti mengasuh anak,
Atau aktivisme. Tentu saja, seringnya beralih antara beberapa atau semua peran yang berbeda ini juga dapat memicu kelelahan.
Adam Borland menyatakan dalam artikel What Is Burnout?, bahwa kita mungkin tidak menyadari bahwa kita telah mencapai burnout sampai semuanya terlambat ketika kita melewati batas antara “sangat lelah” dan “terlalu lelah untuk berfungsi”. Atau kita mungkin tipe kepribadian yang suka sibuk, dan mungkin tidak menyadari kalau kita sedang melakukan terlalu banyak pekerjaan.
Stres Bikin Capek Kerja? Begini Cara Mengatasinya!
Jika dulu kita melaju 100 mil per jam, lalu tiba-tiba melepas kaki kita dari pedal gas, kini kita masih melaju 85 mil per jam. Namun, kita mungkin merasa itu kurang baik karena kita terbiasa berkendara dengan kecepatan 100 mil per jam. Akan ada saatnya kita perlu melaju sedikit lebih cepat, tapi kita tidak bisa mempertahankan kecepatan 100 mil per jam sepanjang waktu.
Burnout juga terjadi ketika keseimbangan kehidupan kerja tidak sinkron. Hal ini sudah menjadi hal biasa dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan maraknya pekerjaan jarak jauh dan teknologi yang merasuki kehidupan kita sehari-hari. Orang mengalami kesulitan menemukan batasan yang diperlukan untuk mengatur kehidupan pribadi dan tuntutan pekerjaan mereka. Menemukan keseimbangan itu terbukti sangat sulit.
Selama bertahun-tahun, kelelahan diperlakukan sebagai masalah di tempat kerja dan merupakan masalah yang universal. Namun, berkat penelitian baru mengenai masalah ini, kelelahan kini dikategorikan menjadi 3 subtipe spesifik:
Subtipe burnout ini dialami oleh individu yang terlalu berkomitmen pada pekerjaannya sehingga akhirnya bekerja terlalu keras dan kehabisan tenaga. Mereka mungkin menganggap diri mereka sebagai orang yang sangat ambisius dan menjadikan kesibukan mereka sebagai tanda kehormatan, tanpa menyadari bahwa hal itu sedang menyeret mereka ke bawah.
Teori Dari Proses Berduka
Mereka mungkin mendefinisikan diri mereka sendiri berdasarkan peran mereka, atau merasakan loyalitas atau komitmen yang tinggi terhadap profesi mereka, bahkan jika hal itu tidak diperlukan.
Dalam kasus ini, mereka gagal menetapkan batasan, merasa tidak mampu untuk menunda tenggat waktu yang tidak realistis, dan sering kali mengutamakan kesuksesan atau pengakuan profesional di atas kesejahteraan pribadi. Akibatnya, mereka sering kali menerima lebih banyak tanggung jawab dan sering bekerja lembur.
Subtipe kelelahan ini pada dasarnya adalah kebalikan dari tipe fanatik, karena individu mungkin merasakan ketidakpedulian yang kuat terhadap pekerjaan. Para pekerja ini kemungkinan besar terlibat dalam peran mereka namun kehilangan minat seiring berjalannya waktu karena berbagai alasan, termasuk kurangnya pengembangan atau peluang untuk berkembang.
Dalam jenis kelelahan ini, pekerjaan bisa terasa biasa saja, monoton, atau tidak menarik. Selain ketidakpuasan umum ini, para pekerja ini mungkin juga menerima sedikit masukan atau pengakuan, yang hanya menambah kebosanan atau sikap apatis mereka. Mereka yang membesarkan anak-anak,
Cara Agar Tidak Gampang Putus Asa Jalani Hidup
Subtipe burnout ini dialami oleh individu yang merasa begitu tidak terlibat sehingga mengabaikan tanggung jawab pada posisinya. Mereka sudah melewati titik kegigihan, sebaliknya ketika menghadapi kesulitan, mereka mungkin menyerah atau bahkan menunjukkan sikap lalai.
Mereka bahkan mungkin merasa seperti menabrak tembok. Kelelahan sering kali terakumulasi setelah sekian lama merasa diremehkan dan tidak diketahui, ditangani secara tidak efektif atau kurang kendali. Misalnya, seorang karyawan yang berulang kali tidak mendapat promosi hanya melihat sedikit perubahan seiring berjalannya waktu.
Hal itu dijelaskan dalam artikel Wendy Wisne yang berjudul “Saya tidak bisa melakukan ini lagi:” Apa yang harus dilakukan jika mengalami burnout, yang jika kita berada pada titik di mana kita berkata pada diri sendiri,
Seringkali, ketika seseorang telah mencapai titik ini, itu karena mereka memiliki terlalu banyak hal yang harus dilakukan. Faktanya, hanya ada satu orang yang bisa menanganinya. Jadi, salah satu hal pertama yang bisa kita lakukan jika kita sudah mencapai titik puncaknya adalah menilai tanggung jawab hidup kita dan melihat apakah ada yang bisa diubah. Ajukan pertanyaan pada diri kita sendiri seperti:
Proteksi Si Buah Hati Dari Risiko Depresi. Bisnis Indonesia. 23 Januari 2021. Hal.7
Seperti yang dirangkum dari artikel Headspace, ada dua solusi populer yang direkomendasikan untuk mengatasi burnout: berlibur dan mencari pekerjaan lain. Meskipun liburan memiliki manfaat kesehatan yang sangat nyata dan berganti pekerjaan dapat membantu melepaskan diri dari budaya kerja yang tidak sehat dengan cepat, solusi ini bukanlah pilihan bagi sebagian orang.
Kedua hal tersebut tidak dapat mengatasi kebiasaan buruk dan ekspektasi tidak realistis yang mungkin telah kita kembangkan sebagai pekerja selama bertahun-tahun. Begitu kita merasa berdaya untuk menilai situasi kita saat ini dan mengidentifikasi subtipe kelelahan yang kita alami, kita bisa mulai mencari solusi yang didukung ilmu pengetahuan.
Dalam makalah yang mengeksplorasi solusi potensial terhadap 3 subtipe kelelahan, para peneliti menjelaskan pekerja yang rentan terhadap kelelahan
Karena pasien hanya memiliki sedikit wawasan mengenai kondisi disfungsionalnya, sehingga kecil kemungkinannya untuk menyesuaikan pola perilakunya secara mandiri ke arah perilaku yang lebih sehat.
Tindakan Self Harm Ini Sering Tak Disadari, Simak Cara Mengatas
Dengan kata lain, para pekerja ini tidak menyadari bahwa batasan yang lebih jelas harus ditetapkan. Artikel tersebut menambahkan bahwa para pekerja ini harus mengalami kondisi kesehatan atau kehidupan yang kritis agar dapat sepenuhnya menyadari kebiasaan kerja mereka yang tidak sehat.
Memasukkan unsur kewaspadaan dan meditasi ke dalam rutinitas harian kita dapat menumbuhkan kesadaran diri yang lebih dalam, menyoroti perilaku dan aspirasi kita, memungkinkan kita bertanya pada diri sendiri seberapa sehat keduanya.
Jika rasanya tidak ada cukup waktu dalam sehari, ketahuilah bahwa latihan mindfulness tidak harus menyita banyak waktu. Kita bisa memulai dengan meditasi singkat: sesuatu yang singkat seperti meditasi 1 menit, kemudian berlanjut ke meditasi 5 menit pada waktu yang tepat.
, latihan ini dapat membantu membuat pekerjaan seseorang terasa lebih menarik dan bermakna. Menurut The Harvard Business Review, itu
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Hal ini berpotensi mengganggu pekerjaan yang monoton dan secara dramatis mengubah cara seseorang memandang perannya, menjauhkan kita dari perasaan apatis yang sering kali menyertai jenis kelelahan ini.
Jangka panjang, membangun hubungan adalah kuncinya. Para peneliti menemukan bahwa hubungan yang stabil dapat menjadi faktor pelindung terhadap subtipe tersebut
Menjalin hubungan yang kuat dengan orang-orang di luar pekerjaan dapat memberikan ruang yang aman untuk melampiaskan amarah, cara untuk melepaskan diri dari obrolan ringan, dan pada akhirnya membantu kita merasa dihargai dan dipercaya.
Studi lain menambahkan bahwa membentuk hubungan berkualitas dengan rekan kerja dapat mengurangi kelelahan dan depersonalisasi seiring berjalannya waktu, serta meningkatkan perasaan pencapaian pribadi di tempat kerja. Ini adalah kesempatan untuk memulihkan hubungan penting dengan tempat kerja yang saat ini terasa terisolasi.
Kenali Tanda Tanda Putus Asa Dan Cara Mengatasinya
Tidak semua orang mengalami kelelahan dengan cara yang sama. Bagi sebagian orang, gejala burnout bisa dirasakan secara fisik (kelelahan, sakit kepala, gangguan perut, sulit tidur, dll). Bagi yang lain, burnout bisa dialami oleh perubahan suasana hati, motivasi, energi negatif, atau stres yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius.
Pada akhirnya, keberhasilan pemulihan dari kelelahan bukan hanya tentang menemukan cara untuk “bangkit kembali”. Apa pun pengalamannya, kelelahan jarang merupakan situasi yang permanen. Dengan pengetahuan dan strategi tindakan yang tepat, kita dapat menemukan cara sehat untuk menjaga diri, beristirahat, dan memulihkan tenaga untuk meningkatkan kehidupan kita.
Tenang dalam Setiap Keadaan Darurat Beverly Goodman, Geoarkeolog Kelautan (Pernah Ditemukan Deposit Tsunami Berusia 65 Juta Tahun yang Disebabkan oleh… Topik Posting: Perilaku Manusia
Ringkasan buku “How Language Works” oleh David Crystal Tentang bagaimana bahasa berkembang Tentang bagaimana bahasa berkembang Topik penulisan: Sejarah
Penyebab Putus Asa
Takut Pendapat Orang Lain: Pendapat Orang Tidak Selalu Benar Setiap malam sekitar jam 11 Rachel Thompson berbaring sendirian dengan pikirannya dan memikirkan berbagai hal… Topik penulisan: Kesibukan ibu rumah tangga lain bisa membuat ibu rumah tangga merasa stres dan bosan. Apa yang bisa mereka lakukan?
Halodoc, Jakarta – Pernahkah Anda merasa stuck, frustasi, atau tidak punya tenaga untuk bekerja? Kondisi seperti itu
Putus asa dalam hidup, putus asa karena hutang, menghilangkan rasa putus asa, pencarian pekerjaan, putus asa mencari kerja, cara mengatasi putus asa, mengatasi rasa putus asa, depresi putus asa, putus asa karena cinta, jangan putus asa, cara mengatasi rasa putus asa, putus asa